Headline

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pulau Komodo di NTT ternyata tidak dikenal karena banyaknya komodo-komodo yang berkeliaran di sana saja. Pasalnya, coba anda tengok pantainya, ada sesuatu yang berbeda dengan pantai-pantai lainnya di Indonesia. Yup, warnanya bukanlah berwarna putih, melainkan pink atau merah jambu!





Ajaib bukan, lantas bagaimana ceritanya pantai itu berwarna Pink? Pasir warna pink di pantai ini tidak ujug-ujug langsung berwarna pink, tetapi terbentuk secara alami lantaran berasal dari perpaduan antara serpihan karang, cangkang kerang, kalsium karbonat invertebrata laut kecil, juga porifera atau spons laut yang berwarna merah.


Selain keunikan pasirnya, Pantai Pink juga kaya akan ikan dan terumbu karang. Sekitar 1.000 jenis ikan, ratusan jenis karang, dan 70 jenis spons hidup di pantai ini. Bagi wisatawan yang ingin, harus berhati-hati dengan makhluk hidup di sekitar pantai tersebut.


Pantai pasir berasal dari pasir merah kecil tersebar di daerah pantai yang seperti pantai ini terkenal disebut dengan pantai merah muda atau Pantai Merah di mana masyarakat setempat menyebutkan hal itu. Pantai yang indah ini terletak di tanah yang kecil dengan bukit kering di belakang pantai itu. Hal ini memiliki karang yang indah dengan air laut yang jelas bahwa menjadikannya sebagai tempat yang ideal untuk snorkeling di taman ini.


Anda gemar foto-foto atau fotografi, diving, snorkeling, atau sekedar bersantai-santai sambil bermain pasir disinilah tempat yang cocok. Khusus Anda yang ingin menyelam atau snorkeling sebaiknya selalu waspada karena arus laut Pantai Pink cukup kuat. Arus ini terjadi akibat pertemuan air laut tropis dari utara, dengan air laut dari selatan


Nah, setiap pengunjung yang datang ke pantai ini, akan ditemani oleh seorang petugas perlindungan Taman Nasional Komodo, ya untuk sekedar menjaga keselamatan anda karena komodo menjadi penghuni tetap pulau ini, senang berjemur di kawasan pantai. Patut pula diperhatikan jika anda ingin bermain air laut disana, lihatlah kanan kiri lebih dahulu salah-salah ada komodo lapar melintas, nyawa anda bisa jadi taruhannya.


Berbicara soal pantai unik, di Indonesia sendiri selain ada pantai yang berwarna pink juga ada Pantai Berpasir Hitam yang bisa dijumpai di beberapa objek wisata pantai. Dan untuk pantai yang berwarna pink ini tidak hanya dapat ditemui di Indonesia saja, melainkan juga ada di Pulau Harbour Bahamas, Pantai di kepulauan Bermuda, Balos Lagoon, Crete Yunani, Bonaire, Karibia Budelli Island, Sardinia Italia, dan Santa Cruz Island di Filipina
Pernah berkunjung ke pantai Watu Ulo di Jember, Jawa Timur, nah kalau anda pernah kesana coba amati di sekitar pantai ada banyak batu-batu yang berserakan di seputar pantai itu. Ehhh ternyata, batu-batu di pantai Watu Ulo itu memiliki kisahnya sendiri seperti banyak objek wisata pantai di Indonesia. Kali in bukan kisah percintaan atau yang sejenisnya melainkan kisah pertarungan antara manusia dengan seekor ular besar.


Nah, ingin tahu kisahnya ini dia ceritanya, konon pada zaman dulu disana hidup sepasang suami istri yang bernama Aki dan Nini Sambi. Lantaran keduanya memang pasangan lantas dikarunia oleh seorang putra bernama Joko Samudera. Layaknya keluarga yang butuh makan sehari-hari, mereka pun berbagi tugas, ayah ibu tugasnya mencari kayu bakar di bukit-bukit sekitar pantai. Sedangkan anaknya yang bernama Joko Samudera mencari ikan di laut.



Nah, pada suatu hari Aki dan Nini Sambi yang sedang mencari kayu bakar di hutan mendengar suara tangis bayi. Mereka pun mencari sumber suara tersebut dan menemukan seorang bayi lelaki yang sendirian . Tak tega melihatnya, Nini Sambi langsung jatuh hati dan merawatnya.


Pasangan itu pun kemudian memberi nama bayi tersebut dengan nama Marsudo. Waktu berlalu kedua bocah lelaki ini tumbuh dewasa. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya mereka secara bergantian mencari ikan di laut. Kali ini gilirannya Marsudo untuk mencari ikan, nah disaat sedang asiknya memancing, eh dirinya kaget lantaran pancingnya bergoyang.


Segeralah dia mengangkat pancingannya itu dan betapa terkejutnya dia saat mata pancingnya diangkat,terrnyata yang dia pancing adalah ikan besar yang bisa bicara. Ikan yang bernama Raja Mina itu ingin Marsudo melepaskan dirinya dan sebagai ganti Marsudo akan dikabulkan setiap keinginannya.


Merasa kasihan Marsudo pun melepaskannya. Dengan penuh ucapan rasa terima kasih, Raja Mina langsung berenang dengan bebas. Namun apes bagi Marsudo, setibanya dirumah dia langsung dimarahi oleh kedua orang tuanya karena melepaskan ikan sangat besar.


Tak tega melihat saudaranya itu dimarahi seraya ingin menghilangkan kejengkelan sang ayah, Joko Samudera pun pergi memancing ikan di laut kuntuk menggantikan adiknya. Nah, bukannya mendapati ikan dalam pancingannya, eh dia malah memancing seekor ular besar. Ular ini mengamuk karena kait pancing Joko Samudera melukai tubuhnya.


Dalam duel sengit keduanya tak mau menyerah, melihat sang kakakberjibaku mati-matian melawan ular raksasa. Marsudo berinsiatif memanggil Raja Mina ikan yang dia selamatkan. Dia meminta janji Raja Mina untuk memenangkan kakaknya melawan sang ular raksasa. Mendengar permintaan Marsudo, Raja Mina pun memberinya sebatang cemeti. Ikan yang bisa berbicara itu berpesan kepada untuyk memukul dua kali, maka tubuhnya akan terbelah jadi tiga. Pisahkan ketiga bagian tubuhnya ke tiga tempat, hingga dia tidak bisa bersatu. Kalau bersatu dia akan hidup kembali. Dan ular itu pun bisa ditaklukkannya.


Begitulah legenda yang membuat pantai tersebut bernama Watu Ulo. Di pinggir pantai, memang ada gugusan batu yang jika dilihat-lihat mirip dengan anatomi tubuh seekor ular. Panjang dan berlekuk-lekuk serta model batuannya seperti sisik.
TIAP provinsi di Indonesia punya kekayaan budaya hingga layak dijadikan destinasi wisata. Sembilan provinsi menanti untuk kekayaan wisatanya dieksplor lebih dalam.

Sebagai negara yang dilintasi garis khatulistiwa, Indonesia memiliki beragam kebudayaan, ras, agama, dan keindahan alam. Tak seperti belahan dunia lain, keterlambatan pembangunan fisik di Indonesia membuat berbagai keaslian obyek wisata lebih bertahan, bersama varian pola sosiologis dan kultural yang ada di setiap pelosok Tanah Air.

Dari beberapa potensi pariwisata tersebut, Kemenbudpar mampu meraih devisa sebesar USD7 juta tahun 2010 untuk Indonesia.

�Dengan pencapaian tersebut, kami sangat bersyukur, karena selama sekian tahun kami hanya bisa mendapatkan USD 5 juta,� jelas Jero Wacik, Menteri Budaya dan Pariwisata saat membuka Rakornas Kemenbudpar 2010 di Balairung Gedung Sapta Pesona, Jakarta, belum lama.

Jero menambahkan, pencapaian tersebut diharapkan meningkat hingga pada 2014 bisa mencapai USD10 juta, dan pada 2024 bisa mencapai USD20 juta.

�Guna meningkatkan pendapatan dari pariwisata tahun depan, kami akan banyak mengadakan event-event budaya dan pariwisata. Agar para wisatawan mancanegara mau datang ke Indonesia,� tambahnya.

Dipaparkan Jero, beberapa daerah yang berpotensi tujuan wisata dan akan dibidik tahun depan, di antaranya Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Batam, Papua, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan.

Lebih lanjut, Indonesia pun punya porsi tersendiri untuk dinikmati sebagai Oriental Tourism (wisata Timur Jauh) oleh karena akar budaya Melayu yang kental dengan nilai keislaman.
MUNDUR ke masa puluhan ribu tahun yang lalu, sebuah letusan maha dahsyat menciptakan kawah gunung berapi yang besar. Seiring waktu, kawah tersebut terisi air yang kemudian menciptakan sebuah genangan besar bernama Danau Toba.

Meski tercipta dari letusan yang menyebabkan musnahnya hewan, manusia dan tumbuhan, Danau Toba menjelma menjadi objek wisata yang mempesona. Ini menjadikannya salah satu obyek wisata terpopuler di Sumatra bahkan di Indonesia.
JIka dilihat, Danau Toba nampak seperti lautan dengan luas lebih dari 1.145 kilometer persegi. Ini membuatnya terlihat indah jika dilihat dari ketinggian. Ditambah lokasinya yang dikelilingi perbukitan, membuat suasana di sekitar danau terasa nyaman karena udaranya segar dan sejuk.

Anda dapat menikmati keindahannya dengan berenang atau pun menyewa perahu motor, mengitari sekitar danau. Sementara itu saat hari beranjak sore, Anda dapat menikmati suasana yag lebih hening dengan pemandangan cahaya matahari terbenam yang begitu indah.

Danau yang luas ini juga dikenal memiliki nilai magis dan kosmologis, karena dipercaya sebagai tempat berdiamnya leluhur Suku Batak. Bilamana masyarakat Suku Batak ingin menggelar acara adat di sekitar danau, mereka harus terlebih dahulu memohon izin kepada para leluhur

Seperti dalam perayaan Pesta Rakyat Danau Toba yang setiap tahunnya digelar, beberapa ritual dilakukan terlebih dahulu sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur.

Oiya di tengah danau, Anda juga akan menemukan sebuah pulau besar bernama Samosir yang berada pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Mengenai keberadaan Pulau Samosir, itu terbentuk karena tekanan magma secara terus-menerus yang belum keluar dari perut bumi.

Pulau Samosir mempunyai beberapa obyek wisata alam yang populer, yakni danau di atas danau (Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang), obyek wisata sejarah di komplek makam Raja Sidabutar Desa Tomok, dan wisata arsitektur komplek rumah tradisional Batak Toba Samosir.

Untuk mencapai lokasi wisata Danau Toba, Anda dapat melalui rute Kota Medan-Parapat atau pun melalui rute Medan-Berastagi yang berjarak lebih kurang 176 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih empat jam dengan kendaraan roda dua/ empat.
MESKI status Gunung Bromo (2.329 mdpl) saat ini telah menurun dari Awas (level IV) menjadi Siaga (level III), namun objek wisata ikon Jatim itu masih belum aman bagi wisatawan.

Humas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Nova Elina, Selasa (7/12), mengatakan, pihaknya belum bisa membuka objek wisata Bromo tersebut, sebab untuk membuka perlu rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi "Meski statusnya telah menurun menjadi Siaga, namun kita perlu menunggu rekomendasi dari pusat, sebab keamanan wisatawan menjadi sangat penting," katanya.

Dengan menurunnya status tersebut, TNBTS akan menggelar rapat internal untuk menentukan tempat yang aman bagi pengunjung saat mengunjungi objek wisata Bromo.

Nova menjelaskan, berdasarkan laporan terakhir yang diterima oleh TNBTS, jarak aman yang sebelumnya 3 kilometer dari pusat abu vulkanik saat ini telah menurun menjadi 2 kilometer.

"Dengan menurunnya jarak aman ini maka secara umum obyek wisata Bromo juga masih belum aman, sebab pihak TNBTS harus menunggu rekomendasi dari pusat," ujarnya.

Sebelumnya, terhitung sejak Senin siang pukul 12.45 WIB status Gunung Bromo diturunkan dari Awas menjadi Siaga.

Kepala Sub-Bidang Pengamatan Gunung Api PVMBG Agus Budianto mengatakan, setelah melakukan pengamatan selama lima hari ada penurunan aktivitas vulkanik yang cukup siginifikan, sehingga statusnya saat ini telah menurun.

"Setelah kami amati selama lima hari terakhir, ada penurunan aktivitas vulkanis Gunung Bromo yang cukup signifikan, sehingga statusnya pun kami turunkan dari Awas menjadi Siaga," ujarnya.

Agus menjelaskan, dengan penurunan status tersebut, kawasan lautan pasir di seputar kawah Gunung Bromo akan dibuka kembali, namun secara terbatas dengan radius dua kilometer.

Hal ini dikarenakan risiko aktivitas gunung tersebut yang semakin kecil. "Lautan pasir bisa dilalui untuk masyarakat umum, namun dalam radius dua kilometer dari kawah," katanya
Obyek wisata di Pulau Limba, Kecamatan Paguyaman Pantai, Kabupaten Boalemo, Gorontalo, terlihat memprihatinkan. Tempat peristirahatan seperti cottage dan gazebo yang dibangun oleh pemerintah setempat dibiarkan rusak. � Lokasi wisata ditempat ini memang terbengkalai dan tidak lagi diperhatikan pemerintah,� ungkap Nawan Tuluki, warga desa Limbatihu, yang berbatasan dengan pulau Limba, Rabu (1/12). Menurut dia, Pulau Limba ditetapkan sebagai lokasi wisata sejak 1996 silam, dan mulai dibangun sarana wisata seperti cottage dan gazebo pada 2005.
Armin Yusuf, pendamping masyarakat di desa Limbatihu dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jaring Advokasi Sumber Daya Alam (Japesda) menambahkan, salah satu keunggulan Pulau Limba adalah pasir putih yang sangat panjang dan karang bawah laut yang indah.
Di Pulau Limba itu juga, kata Armin, masih bisa ditemukan burung Maleo yang beberapa tahun belakangan ini mulai terancam punah.
"Padahal jika pulau ini dikelola dengan baik,  akan memberi PAD (Pendapatan Asli Daerah) bagi pemerintah,� ungkap Armin.
Kepala Dinas Perhubungan dan Pariwisata serta Kepala Sub Dinas Pariwisata Kabupaten Boalemo saat akan dikonfirmasi, tidak berada di kantornya. Namun menurut Fatria Ahmad, staf di instansi tersebut, Pulau Limba tidak masuk dalam prioritas desa wisata yang akan dicanangkan oleh pemerintah setempat. � Hanya ada tiga desa wisata yang masuk dalam program 2011 nanti, yakniDdesa Bajo, Ayuhulalo, dan Desa Bolihuto. Pulau Limba tidak termasuk,� kata Fatria.
Namun, dalam brosur yang dibagi-bagikan pada kegiatan pameran Kemilau Sulawesi di kota Kendari tahun 2008, pemerintah kabupaten Boalemo menjadikan pulau Limba sebagai salah satu obyek wisata unggulan. � Kami tidak tahu kalau pulau Limba kondisinya sudah rusak,� ujar Fatria.
Subscribe

Subscribe

Subscribe

Subscribe